Emas Di Tondong Tallasa Pangkep

Warta Pangkep - Tahun 2008 lalu, Pemkab Pangkep mengumumkan telah ditemukannya sumber emas di daerah Tondong Tallasa. Bahkan saat ini sudah dalam tahap eksplorasi, selain minyak di Blok Segeri dan Blok Sepanjang, Liukang Tangaya. Untuk penemuan sumber emas, hal ini merupakan penemuan baru dari fakta lama.

Menurut Dg Patangnga, Dari beberapa sumber tertulis sejarah daerah ini yang diperoleh dari catatan para pelaut Portugis saat menyinggahi Pelabuhan Kerajaan Siang.

Dalam laporan Antonio de Payva saat mengunjungi Siang, dalam dua kali kedatangannya, 1542 dan 1544 disebutkan salah satu alasan mengapa pelabuhan Siang ramai dikunjungi para pedagang Portugis yang mengikuti rute pelayaran Orang–orang Melayu (dari Johor, Malaka, Minangkabau, bahkan dari Patani) ke nusantara bagian Timur adalah karena Siang kaya dengan berbagai hasil hutan, pertanian, peternakan dan sumber emas.

Jadi, penemuan sumber emas ini ada konfirmasinya dalam sejarah. Lalu, lanjutnya, jika kita membaca buku ”Salokoa- Mahkota Kerajaan Gowa ” karya M Masrury, Editor : Aminah Pabittei yang diterbitkan Bagian Proyek Pembinaan Permeseuman Sulawesi Selatan (1996 / 1997) disebutkan bahwa salah satu dugaan sumber pengambilan emas yang terdapat pada mahkota Raja Gowa, Salokoa, adalah berasal dari Siang (Pangkep), bahkan penulisnya lebih merinci lagi bahwa Pangkep masa lampau bukan hanya kaya dengan sumber emas, tapi penduduknya sangat ahli sebagai pengrajin emas. Dugaan lainnya bahwa mahkota Salokoa dahulunya adalah milik Somba Lombasang tetapi setelah Lombasang dijadikan bawahan Gowa dan diganti namanya menjadi Labakkang, maka mahkota Salokoa itu pun diboyong ke Gowa. Jadi, penemuan sumber emas di Pangkep sekarang ini menegaskan kepada kita bahwa sejarah telah sampai kepada kita lewat fakta baru yang menggembirakan. Dalam Makkulau (2005, 2007) dijelaskan bahwa Penemuan sumber emas sekarang ini seharusnyamemancing perhatian kita akan masa lampau Pangkep yang kemilau

--- yang seharusnya menantang para peneliti sejarah untuk lebih memperhatikan kemilau Pangkep masa kuna Kerajaan Siang. (dengan fakta, terasosiasinya obyek – obyek emas dan keramik – keramik kuna di teritori Siang memberi keyakinan bahwa Siang mempunyai sejarah yang tua, sejak abad XIV atau paling belakangan pada abad XV, sebagai pusat perdagangan penting dan mungkin juga politik sebelum menaiknya Gowa dalam pentas sejarah Sulawesi Selatan. Dugaan itu mempunyai estimasi bahwa mungkin Siang mengacu pada apa yang dilukiskan orang dengan istilah Makassar atau Macacar. Fadillah et. al, 2000 : 100).

Perdagangan kayu cendana (sandalwood) dan emas bukan lagi perdagangan biasa, saat kita disuguhkan data dari catatan perjalanan Portugis lainnya, Manuel Pinto, bahwa jumlah penduduk Siang ketika itu sekitar 40.000 jiwa dan penguasa Siang sangat yakin terhadap sumber – sumber daya dan kekayaan alam yang dimilikinya sehingga dia menawarkan untuk menyuplai seluruh kebutuhan pangan Kerajaan Malaka paska Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511) di Bagian barat kepulauan nusantara. (Pelras, 1973 : 53, Abidin, 1973, Pelras, 1981, Ferrand, 1913-4, Andaya, 1981, Fadillah, et.al, 2000).

Pangkep masa lampau berkilauan emas dan telah menggoreskan catatan tinta emas dalam sejarahnya. Jika kita tarik benang merahnya dengan apa yang seharusnya kita lakukan, adalah berbuat lebih baik untuk kembali menorehkan catatan penting dalam goresan sejarah. Daerah ini potensi sumber daya alamnya melimpah ruah, di laut (kepulauan) dan di pegunungan. Pengelolaannya pun memerlukan kearifan budaya. (Farid)

Karts Maros-Pangkep Makin Mulus ke UNESCO

Warta Pangkep - KAWASAN karst Maros-Pangkep diusulkan sebagai situs warisan budaya dunia kepada United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada awal tahun ini. Proses pengusulannya pun kian mulus. Pengusulan tersebut akan dimulai dengan pendaftaran ke Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) kemudian dilanjutkan dengan pengusulan ke UNESCO.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLHD) Sulsel Tamzil Tadjuddin mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah merampungkan deliniasi serta penetapan zonasi di kawasan tersebut. Pemetaan ini dilakukan bekerjasama dengan pakar lingkungan dan budaya Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Kementerian Kehutanan, serta Pemda Maros dan Pangkep.

"Hasil pemetaan ini menjadi kelengkapan untuk diusulkan sebagai warisan budaya dunia. Tahun ini kita targetkan rampung dan kita dorong ke Menkokesra," katanya saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, baru-baru ini.

Setelah melakukan pematokan serta menentukan batas wilayah pegunungan karts di kedua kabupaten, Pemprov Sulsel akan mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) mengenai penetapan kawasan karst Maros-Pangkep yang harus dilindungi. Selain itu, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan pengelola Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, mengenai rencana pengambilalihan penetapan perda kawasan karts Maros-Pangkep karena berada di perbatasan dua kabupaten.

"Setelah ada penetapan zonasi, tidak diperbolehkan lagi ada penambangan yang ada di dalam lokasi. Tidak boleh lagi," pungkasnya.

Sekarang ini, lanjut dia, terdapat dua penambangan yang berada di kawasan karst. Masing-masing Semen Bosowa dan Semen Tonasa. Namun, keduanya masih menggunakan perizinan yang lama. Meski demikian, sedikit demi sedikit kedua perusahaan semen itu akan didorong untuk keluar dari zona kawasan karst Maros-Pangkep.

"Di sana memang potensi pertambangan marmer dan semen. Akan kita keluarkan nanti," bebernya.

Tamzil menambahkan, selain itu, pihaknya juga telah bekerjasama dengan Pemda Maros dan Pangkep untuk tidak lagi menerbitkan izin pertambangan baru di kawasan karst. Diketahui, keunikan kawasan karst Maros-Pangkep yang tidak terdapat pada kawasan-kawasan karst lainnya di Indonesia karena dianggap mempunyai bentang alam yang unik dan khas yang biasa disebut tower karst.

Selain memiliki stalaktit dan stalakmit yang indah, gua-gua di pegunungan Maros-Pangkep juga menjadi habitat fauna langka dan merupakan situs prasejarah. Bahkan gua terpanjang dan terdalam di Indonesia pun ditemukan di karst Maros. (Wahyudi/Koran SI/ftr)

Sumber

Membaca Makna Tugu dan Patung di Ruas Pangkep

"Setiap kota adalah kesaksian dan kamar komunal bagi penghuninya, ada banyak keinginan untuk meriasnya agar terlihat indah dan menarik untuk menatapnya"
Mari kita mulai kesaksian indera mata kita. Semua pasti sudah melihat patung Andi Mappe dan tugu jam Semen Tonasa yang lokasinya dekat radio Torani. Ia sudah berdiri tegak dengan sebuah maksud yang beragam di benak para pembacanya (baca : yang melihatnya). Sejarah sebuah patung adalah sejarah akan sebuah kekuasaan yang tidak selalu bebas untuk dimiliki oleh siapa pun, membutuhkan sebuah “Penaklukan” untuk mendapatkan hak paten untuk di akui. Karena dalam melakukan sebuah penaklukan bukanlah sesuatu yang mudah. 

Hal itu pernah terjadi beberapa tahun yang lalu di Pangkep, dulu pernah ada tugu bambu runcing yang mengantikan gedung bioskop kemudian di rombak lagi sebelum berdiri tugu bambu runcing yang sekarang. Tidak jauh dari lokasi itu juga pernah ada tugu tangan, dan di lokasi yang sama juga terdapat pajangan tembok setinggi kurang lebih dua meter dengan panjang sekitar lima meter dan dinamakan panggung corat-coret. Di sana pernah terjadi pengalaman komunal anak muda Pangkep yang terhenti setelah bergantinya kebijakan tata ruang kota.

Di ujung barat dan di ujung selatan Pangkep juga di bangun tugu perbatasan, di Kalibone tugu perbatasan di jaga oleh burung Rajawali dengan kedua sayapnya yang membentang. Sedangkan tugu perbatasan di Kecamatan Mandalle sayap burung tidak membentang, sedikit tertekuk yang mungkin menandakan burung baru saja singgah bertengger.

Sejauh ini pernahkah kita bertanya dan tidak hanya setuju saja. Pertanyaan sederhananya bisa di mulai dengan: apakah burung jenis Rajawali hidup bebas di alam Pangkep? dan sejauh mana ia membekas dalam alam pikiran masyarakat Pangkep? Layaknya burung jenis Cenderawasih yang begitu melegenda dalam sejarah benak masyarakat Papua.

Memang ada tugu Ikan Bolu dan Udang (doang sitto), yang begitu melekat dalam benak orang Pangkep, tapi itu berdiri di daerah Male’leng yang tidak jauh dari jembatan. Ia tidak begitu gagah bila dibandingkan dengan rancangan arsitektur patung jam yang di apit dengan kantungan Semen Tonasa, seolah terlupakan kalau Ikan Bolu dan Udang merupakan salah satu perangsang ekonomi masyarakat Pangkep. Sehingga tidak dijadikan tugu (Ikon) perbatasan di Kalibone dan di Mandalle sebagai pintu gerbang memasuki wilayah Pangkep.

Masyarakat Bone mencoba jujur dengan melawan data-data sejarah dari pusat (Pemerintah) yang men ”cap” Arung Palakka sebagai pengkhianat. Tapi dalam benak masyarakat Bone dengan pendekatan filosofi Bugis atau dalam hal ini konsep Siri na Pesse menempatkan sosok Arung Palakka sebagai pahlawan yang harus selalu di ingat sehingga patungnya wajib ditegakkan sebagai penjelas akan sejarah kemerdekaan suku Bugis dari perbudakan kerajaan Gowa.

Sejauh ini patung Andi Mappe yang duduk dengan sorot mata yang tajam seolah mengajak kita untuk terus bertanya terkait pembangunan karakter kota Pangkep. Tentuya kita tidak ingin membuat suatu sintesa keraguan akan sosok kepahlawanan. Melainkan lebih pada rangkaian suatu konsep yang menjelaskan tentang ingatan sejarah yang melekat pada suatu daerah. Jika kita pernah berkunjung ke Papua, maka dengan mudah kita akan menjumpai tugu tifa (alat musik tradisonal Papua berupa gendang) yang dijadikan sebagai induk pagar disetiap kantor Dinas yang ada disana.

Namun di Pangkep kita bisa melihat pintu gerbang kantor Pemerintah Daerah yang menggunakan arsitektur gaya ghotic. Padahal kita tahu arsitektur gaya ghotic tentulah bukan ciri khas bangunan Sulawesi Selatan pada umumnya dan Pangkep pada khususnya, kenapa misalnya tidak menggunakan konsep arsitektur lokal dengan memasang bola suji yang umumnya digunakan di Sulawesi Selatan untuk dijadikan ikon.

Pada salah satu kalimat dalam Novel Bumi Manusianya Pramoedya Ananta Toer, mencoba mengingatkan kalau ukuran suatu kemajuan suatu bangsa bukanlah dengan kemegahan akan bangunannya, karena jika demikian bumi Nusantara (sekarang di sebut Indonesia) sudah barang tentu daerah yang paling maju. Karena sudah bisa membangun Candi Borobudur sedangkan di wilayah Eropa pada saat itu belum ada sama sekali bangunan semegah Candi Borobudur.

Jika hari ini dengan kecanggihan teknologi yang di miliki oleh Eropa. Lalu mengapa tidak juga membangun candi yang lebih besar dari candi Borobudur?. Jawaban sederhananya adalah, karena Eropa sama sekali tidak membutuhkan sebuah candi untuk masyarakatnya. Artinya adalah, kelekatan suatu bangunan (tugu) harusnya jangan dipisahkan dengan kultur masyarakatnya. Karena yang terjadi hanyalah suatu keterasingan dan sekedar merupakan hantu-hantu modernitas.

Sepanjang ingatan kita semua, di daerah Tala Kecamatan Ma’rang terdapat sebuah patung Jambu Mete yang memang di lokasi itu hidup dengan suburnya dan merupakan napas ekonomi oleh masyarakat setempat. Kemudian di jalan masuk Padanglampe terdapat patung jeruk yang rancangannya menggunakan bahan baku besi dalam pembuatannya sebagai penanda kalau di daerah tersebut merupkan daerah penghasil Jeruk. Karena patung merupakan sistem tanda yang terekam dalam benak suatu masyarakat yang tanpa perdebatan akan keberadaanya.

Sunaryo (pembuat patungnya Jenderal Sudirman) pada salah satu pameran tunggalnya pernah membuat patung yang begitu abstrak. Patung itu menjelaskan tentang keberadaan kota Jakarta yang tak jelas lagi karakternya karena telah lupa pada sejarahnya dan kultur masayarakatnya sendiri. Nah, bagaimana dengan Pangkep
 Pernah di Muat di Bulletin UKM SENI Ilalang STAI DDI Pangkep edisi II November 2009

Pemkab Pangkep Kunjungi Luwu Utara

Warta Pangkep - MASAMBA, UPEKS--Kabupaten Luwu Utara (Lutra) baru akan memasuki usia ke-13 April 2012 mendatang, namun sejumlah prestasi telah ditorehkan daerah ini. Dengan prestasi yang telah dicapai membuat sejumlah daerah berkunjung ke Lutra untuk melakukan sharing dengan pemda Lutra.

Keberhasilan itu antara lain Lutra saat ini telah menerapkan pengadaan barang dan Jasa melalui tender on line (sistem Full Elektronik). Program ini membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangkep berkunjung ke Lutra untuk mengetahui program yang dilakukan Lutra yang dinilai sangat memberikan nilai positif bagi daerah ini.

Kunjungan Pemkab Pangkep dipimpin Asisten II, Drs Andi Nadir Ratu, turut pula Kadis PU Ir Munandar, Kabag Pembangunan Drs H Andi Ijo, serta para staf ahli Pemkab Pangkep. Rombongan diterima Wakil Bupati Lutra , Hj Indah Putri Indriani, Kadis Kominfobudpar Arief Palalo serta Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) Suaib Mansyur, di Ruang Rapat Wakil Bupati kemarin.

Andi Nadir Ratu mengatakan, kedatangannya ke Lutra untuk mempelajari sistem pengadaan barang dan jasa melalui tender on line. "Program ini sangat baik sehingga kami ingin mengetahui proses memulai tahap pelaksanaan tender on Line tersebut dan apa saja yang di persiapkan dalam proses tender tersebut, karena selama ini Pemkab Pangkep dalam melakukan pengadaan barang dan jasa masih menggunakan sistem manual, karena tuntutan Perpres 54 tahun 2010, maka di tahun 2012 ini seluruh instansi pemerintah sudah harus menggunakan sistem tender on line," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Lutra, Hj Indah Putri Indriani, mengatakan, Pemda Lutra telah mulai menerapkan pengadaan barang dan jasa tahun 2009 dengan semi elektronik. "Untuk menerapakan pengadaan barang dan jasa dengan sistem on line awalnya juga kami memulai dengan melakukan study banding ke Kota Surabaya yang telah lebih dulu menerapkan sistem ini, setelah kunjungan di pimpin bapak H Arifin Junaidi saat itu masih menjabat sebagai wakil bupati, sehingga Alhamdulilah berkat komitmen yang kuat dari pemerintah Lutra kita berhasil menerapkan sistem Full elektronik tersebut dan sejumlah pengharagaan telah kita terima dari sistem ini, diantaranya adalah akuntabilitas publik, dari sistem ini kita dapat menghemat anggaran juga kita dapat memenimalisir terjadinya KKN," tandasnya.

Sumber

Tentang Kami Warta Pangkep

Warta Pangkep - Ini adalah blog yang berisi seputar berita Kabupaten Pangkep yang di rangkum dari berbagai sumber ! termasuk didalamnya berita langsung yang di ambil dilapangan !. Blog ini sendiri di buat dengan maksud tujuan untuk menjadi situs atau blog yang memberitakan seputar kejadian di Pangkep termasuk didalamnya kegiatan Sosial Kemasyarakan, Politik, Ekonomi, Pariwisata dan berbagai hal Penting Seputar Kabupaten Pangkep.

Semoga saja, kehadiran blog ini bisa menjadi sumber referensi berita terpercaya khususnya warga Pangkep, baik yang ada di Pangkep atau di luar Kabupaten Pangkep.

Terima Kasih !
 
© Copyright WARTA PANGKEP 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Noval Blogger Bima | Published by Premium Wordpress Themes
WARTA PANGKEP